MAKALAH
SEJARAH
MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INGGRIS
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Sejarah Islam Dunia
Dosen pembimbing : Ahmad Adibudin Al
Halim M.Pd.I.
Disusun Oleh:
Tri Puji Rahayu (1623211025)
FAKULTAS TARBIYAH / PRODI PAI A
INSITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)
CILACAP
2017
KATA
PENGANTAR
Pertama-tama marilah marilah kita panjatkan puja dan puji syukur
kita kehadirat Alloh swt, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Islam
di Inggris” ini dengan baik dan lancer tanpa kekurangan suatu apapun.
Makalah ini dibuat dalam rangka untuk menyelesaikan tugas pembuatan
makalah pada bidang studi Pendidikan Agama Islam. Selain itu juga, tujuan dalam
pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan kita tentang mengenai
Perkembangan Islam di Dunia, agar kita lebih memahami dan mengenal
sejarah-sejarah islam dan perkembangannya pada abad pertengahan silam.
Penulis menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran
dari para pembaca semuanya demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini ke
depannya.
Cilacap, 12 Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A.) LATAR
BELAKANG
Sejak Abad 7 M wilayah Islam sudah
hampir tersebar di seluruh bagian bumi, meliputi kawasan Asia Timur, Afrika,
sampai Eropa. Itu merupakan bukti bahwa Islam pernah memiliki peradaban ataupun
bias dikatakan Islam berperan dalam memajukan peradaban dunia. Bukti Islam
pernah membangun sebuah peradaban di
Benua Eropa tepatnya Spanyol, Islam Spanyol pada pada masa pemerintahan ‘Abd
Rahman III dan penerusnya (961-1002) pernah menjadikan Islam Spanyol menjadi
kota paling berbudaya di Eropa, dengan 21 kota pinggiran, 73 perpustakaan, dan
sejumlah besar tokoh buk, masjid dan istana.
Perkembangan Islam di Abad 21 M,
Islam sudah bukan lagi milik orang-orang Arab sekitarnya ataupun bekas
negara-negara Islam lainnya. Karena hamper seluruh umat muslim tersebar di
seluruh negara-negara yang mayoritas penduduknya bukan pemeluk agama Islam,
seperti negara Inggris, Perancis, Skotlandia, Amerika dan negara Eropa lainnya.
Kehidupan umat muslim menyatu dan berbaur dengan kehidupan orang-orang pribumi
asli. Dengan demikian kemungkinan terjadi akulturasi budaya antara orang muslim
dan non-muslim sangat terbuka, semisal, seperti adanya rumah makan halal,
dimana rumah makan tersebut banyak diminati oleh orang-orang non-muslim dengan
alas an-alasan tertentu contohnya kualitas daging yang dipotong secara islami.
Sudah sewajarnya akulturasi budaya tersebut pernah terjadi ketika
waktu Islam baru tersebar ke wilayah-wilayah Afrika dan Eropa, dimana kontak
budaya tidak bias dielakan maka budaya itu berbaur antar kedua kebudayaan.
Ditengah-tengah kehidupan orang
Eropa serba materialistic dan rasionalis atau dikenal sebagai negara yang
sekuler, orang-orang muslim meskipun minoritas mampu hidup perdampingan dan
menjalankan aktivitas kesehariannya. Khususnya di negara Inggris hak kebebasan
beragama untuk masyarakatnya benar-benar terwujud. Inggris yang merupakan salah
satu pusat peradaban Eropa, di Inggris sangat terbuka bagi masyarakatnya untuk
memeluk dan meyakini agamanya masing-masing.
Dari uraian di atas dapat kita
lihat, Islam tidak lagi dipandang sebagai agama yang eklusif karena
Islam dapat hidup dan bekerja sama di tengah-tengah masyarakat non-muslim di
bawah pemerintahan yang bukan dipimpin oleh orang muslim. Sudah kiranya kita
harus mengetahui dan merenungkan nilai-nilai Islam yang hidup di Inggris,
karena tidak secara langsung atau kemungkinan besar umat muslim juga
berpartisipasi dalam memajukan peradaban negara Inggris.
B.) RUMUSAN
MASALAH
Dari uraian di atas, untuk memfokuskan kajian pembahasan makalah
ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
a.
Bagaiman
Peradaban Islam di Inggris?
b.
Bagaiman
Perkembangan Islam di Inggris?
c.
Apa
bukti Perkembangan Islam di Inggris?
C.) TUJUAN
MASALAH
a.
Untuk
mengetahui Peradaban Islam di Inggris
b.
Untuk
mengetahui Perkembangan Islam di Inggris
c.
Untuk
mengetahui Bukti-bukti Perkembangan Islam di Inggris
BAB II
PEMBAHASAN
A.) Sejarah
Masuknya Islam di Inggris
Sejarah pertumbuhan komunis musli di
Inggris hampir serupa apa yang dialami Prancis, yaitu melalui proses imigrasi.
Imigrasi muslim ke Inggris mulai langsung berakhir abad ke-18 dan awal abad
ke-19 melalui pendaratan para pelaut yang direkrut oleh East India Cornpany
(Perusahaan India Timur) dari Yaman, Gujarrat, Sind, Assam, tlen Bengal.[1]
Saat awal imigran muslim India dan
Pakistan menetap di Ingggris, pengaruh warisan kultural kerajaan dan struktur
politik Negara setempat yang saling mendukung memperkuat dorongan Negara
komunalisme. Selama hampir satu abad, umat Islam harus belajar hidup dengan
status minoritas dan jauh dari kekuasaan politik di anak benua India,
masyarakat Inggris pasca perang memberi ruang bagi identitas kebangsaan yang
parallel.[2]
Setelah dibukanya terusan Suez pada
tahun 1869 dan sejalan dengan meluasnya ekspansi kolonial Inggris, para
pendatang muslim itu semakin lama semakin banyak dan mulai membentuk pemukiman
baru di kota-kota pelabuhan seperti
Cardiff Shout Shields (Dekat Newcastle), London dan Liverpool. Komunis muslim
di negara itu memiliki akar budaya yang berbeda satu sama lain. M.Ali Kettani,
dalam bukunya “Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini “ mengatakan imigran
pertama ke Inggris adalah orang Yaman dari Aden. Mereka menghimpun diri di
Cardif dan di situ membangun salah satu masjid pertama di negeri itu pada tahun
1870. Sebelum pergantian abad dating kelompok muslim lain dari India dan
menetap di dekat London, di sana mereka membangun masjid Shah Jehan di Woking.[3]
Sekitar abad ke-19, sejumlah
pengusaha muslim juga telah berniaga ke kerajaan Inggris. Salah satunya adalah
perusahaan terkenal “ Mohamed’s Baths “ yang didirikan oleh Sake Deen Mohamed
(1750-1851). Selain pekerja dan pedagang, pada akhir abad ke-19 mulai masuk
juga kelompok intelektual ke Inggris. Hal ini terlihat tatkala pada periode
antara 1893 hingga 1908, sebuah jurnal mingguan bernuansa Islami dengan nama
“The Cresent”, mulai disebarkan di Liverpool. Pendiri jurnal ini adalah seorang
muslim keturunan bangsawan Inggris yang bernama William Henry Quilliam, yang
ditengah komunitas muslim dikenal sebagai Syekh Abdullah Quilliam, yang
berprofesi sebagai pengacara. Dia masuk Islam pada tahun 1887 setelah lama
bermukim di Aljazair dan Maroko, bahkan beliau memelopori pembangunan sebuah
masjid yang sangat aktif dan menjadi pusat dakwah di wilayah Inggris.
Di inggris identitas Islam telah ada
dalam kehidupan social dan politik sebelum pengaruh krisis ekonomi tahun
1970-an terasa. Masjid mulai ditemukan di sebuah pelabuhan Wales sejak tahun
1930-an, dengan dukungan pemerintah kolonial. Masjid-masjid tersebut didirikan
oleh para pelaut Yaman yang menetap di sana. Dengan kedatangan masyarakat
muslim dari anak benua India pada periode pasca perang, jaringan masjid yang pertama
di bangun di hampir semua kawasan industri di Inggris. Tahun 1975, di Inggris
tercatat sekitar seratus masjid.
Pertambahan jumlah masjid dalam
perkembangan-perkembangan selanjutnya di Inggris sesungguhnya mencerminkan
peningkatan jumlah komunitas muslim di Inggris. Peningkatan itu
berhubungan erat dengan tahapan sejarah
imigrasi kaum muslim secara besar-besaran dari berbagai negeri muslim ke
Inggris tahun 1950-an, dan sebagai akibat penyatuan kembali keluarga imigran
yang diterapkan awal dasarvarsa 1960-an, terutama dari India, Pakistan, dan
Bangladesh. Selain itu, sehubungan dengan terbitnya “Commonwealth Imigration
Act” (Undang-Undang Imigrasi Persemakmuran), tahun 1962, yang semakin
memeberikan kemudahan untuk menjadi warga negara Inggris bagi warga negara
bekas jajahan Inggris, juga turut mendorong laju imigrasi ini.
Pada tahu 1985, jumlah kaum
muslim di Birmingham, ynag umumnya
terkonsentrasi di beberapa kawasan pusat kota, di perkirakan berjumlah 80.000
orang (8 persen dari total jumlah penduduk). Di kota ini kaum imigran muslim
menempati bagian besar tenaga kerja industry yang tidak terlatih. Di sini
perkembangan masjid sangat cepad pada tahun 1950 dan 1960bdi dorong oleh tiga
faktor. Pertama, konsentrasi para imigran di beberapa blok perumahan di
masing-masing wilayah membuat lebih mudah untuk menjalankan ibadah di wilayah
masing-masing dari pada harus pergi ke wilayah tetangga. Kedua, sebelum
bersatu menjadi masyarakat muslim, orang ingin berkumpul dengan saudara-saudara
satu etnis dan asal daerah, bahasa atau dialek. Maka muncul masjid Punjab,
Merpuri, dan Pathan (semua Pakistan). Ketiga, penafsiran yang
berbeda-beda yang dalam Islam menyebabkan timbulnya fragmentasi.
Pada akhir tahun 1950-an dan awal
1960-an, masyarakat muslim merasa kesulitan dalam mengonsumsi makanan halal
karena pada tahun ini restoran muslim masih sangat sedikit. Maka pada tahun
1998 Sher Azam (pengusaha muslim di Bradford) membangun Supermarket Al-Halal
yang didirikan untuk kaum muslim, Supermarket besar yang karyawan dan kasirnya
mengenakan jilbab ini dibangun sebagai koperasi Islam pada 1985/ Menurut Sher
Azam, supermarket ini memiliki tiga tujuan, pertama, modal dikumpulkan
dari saham yang berasal dari uraian sukarela anggota muslim, dan dengan
demikian, menerapkan cara pengelolaan modal secara islami, karena dalam hukum
Islam melarang investasi dalam bentuk pinjaman kredit yamg diasosiasikan dengan
bunga (riba). Kedua, bisnis ini (yang mempekerjakan sekitar empat puluh karyawan)
menyediakan lapangan kerja kaum muda komunitas yang terancam pengangguran. Ketiga,
supermarket ini adalah toko, yang masyarakat muslim dapat berbelanja tanpa
ragu-ragu karena yang di jual di toko itu semuanya halal.[4]
B.) Perkembangan
Islam di Inggris dalam Bidang Sosial Budaya
Dalam
sejarahnya, pesatnya perkembangan agama Islam di Inggris dikarenakan pemindahan
Universitas Islam Toledo di Spanyol ke Inggris. Sejak itu, Inggris memiliki
Universitas Cambridge dan Oxford. Tokoh yang amat berjasa dan aktif dalam
penyebaran ilmu pengetahuan agama Islam, ialah Pekus al-Ponsi, yang kemudian
menjadi dokter istana Raja Henry I. Saat itu, pengembangan ajaran Islam
dilakukan setiap hari libur, seperti hari Sabtu dan Ahad, baik untuk anak-anak
maupun orang dewasa.Dalam kebijakannya, pemerintah Inggris secara tegas
membebaskan seluruh warganya untuk memeluk dan menjalankan ajaran-ajaran
agamnya, Artinya, setiap warga negara Inggris tidak dibatasi dan dilarang untuk
memeluk agama apa pun. Berkembangnya Islam di kampus-kampus, sehingga banyak kegiatan
yang dilakukan sifatnya dalam bentuk mimbar bebas, bahkan mereka juga aktif
mengikuti kegiatan nasional. Selain organisasi-organisasi keagamaan muslim dan
organisasi Islam yang tumbuh di kampus, juga ada beberapa
oraganisasi-organisasi Islam yang banyak berperan mensosialisasikan Islam
melalui gerakan dakwah dan kampanye budaya yang menarik bagi rakyat Inggris
tentang Islam, sehingga banyak penduduk pribumi Inggris yang tertarik memeluk
Islam. Organisasi tersebut diantaranya ialah :
a)
The
Islamic Council of Europe (Majelis Islam Eropa) yang bertugas sebagai pengawas
Kebudayaan Eropa
b)
The
Union of Moslem Organization (Persatuan Organisasi Islam Inggris)
c)
The
Association of British Moslems (Perhimpunan Muslim Inggris)
d)
Islamic
Foundation dan Moslem Institute.
Perkembangan
Islam di Inggris cukup mendapat apresiasi dalam hal kehidupan social budaya di
Inggris yang mayoritas non-muslim, tidak terlepas oleh karakteristik ajaran
Islam yang sangat toleran, inklusif, dan sangat menghargai hak-hak kemanusiaan.
Maka, wajar jika Pangeran Charles, putra mahkota Inggris, mengungkapkan
apresiasinya bahwa prinsip-prinsip yang dianut dalam Islam akan mampu
menyelamatkan dunia.
Dalam 10 tahun
terakhir, perkembangan Islam di Inggris memang cukup menggembirakan. Meskipun agama
Kristen tetap merupakan bagian integral dari sejarah agama di Inggris, namun
Islam telah tumbuh dan menjadi pesaing yang kuat selama decade terakhir. Setiap
tahun, ada ribuan warga Inggris yang menjadi mualaf.
Berdasarkan
sensus tahun 2011 ynag dikeluarkan oleh pemerintah Inggris, umat Islam di
negara tersebut meningkat dari 3% menjadi 4,8% atau sekitar 2,7 juta orang, dan
diperkirakan sudah menembus angka 3 juta pada tahun 2014. Angka ini berbanding
terbalik dengan jumlah pemeluk agama mayoritas di sana yang justru mengalami
penurunan drastic beberapa tahun terakhir.
Melihat angka
tersebut, maka tidak mengherankan jika Daily Mail pernah menyuarakan
bahwa Islam kelak akan menjadi agama yang dominan di Inggris. Hal itu merujuk
pada fakta bahwa semakin banyaknya gereja di London yang kosong, sedangkan
masjid di London justru selalu penuh sesak oleh jamaah. Dalam jangka 20 tahun
ke depan, Daily Mail memperkirakan akan ada banyak kaum muslim aktif di
negeri Ratu Elizabeth itu ketimbang mereka yang dating ke gereja. Prediksi ini bukanlah
prediksi asal-asalan saja. Sejak satu dekade terakhir, jumlah pemeluk agama
mayoritas di Inggris menyusut dari 77,7% menjadi 59,3% atau sekitar 33,2 juta
orang, padahal dari angka tersebut terdapat ¼ % pemeluk berusia tua yang
usianya mendekati 80 tahun. Sedangkan kaum mudanya banyak yang terbius dalam
kehidupan liberalisme. Ini ditandai dengan penurunan jamaah yang menghadiri
misa Minggu di gereja. Bandingkan dengan pemeluk Islam di sana yang kebanyakan
adalah musim usia muda di bawah 25 tahun.
Dalam
laporannya, Daily Mail menyatakan suasana yang terjadi di Gereja St
George pada saat misa pagi. Di gereja tersebut hanya terlihat 12 orang yang
sedang beribadah. Padahal, gereja yang dibangun pada awal abad ke-18 itu
didesain untuk menampung 1.230 orang. Pemandangan yang sama juga terlihat di
Gereja St mary. Di rumah ibadah umat Kristiani itu, hanya ada 20 orang yang
mengikuti ibadah.
Fakta tersebut
berbanding terlibat dengan sebuah masjid yang letaknya tak jauh dari kedua
gereja itu yang justru penuh sesak oleh jamaah. Masjid itu sendiri tidak lebih
dari sebuah ruangan kecil sewaan di pusat kota, dan hanya dapat menampung
sekitar 100 orang saja. Namun, pada hari jum’at, jumlah jama’ah membengkak
menjadi tiga sampai empat kali kapasitas ruangan, sehingga jama’ah tumpah
keluar ke jalan.
Fakta tersebut
menunjukkan bahwa tren saat ini, Islam
menjadi agama yang lebih diminatinoleh masyarakat Inggris. Dalam 10 terakhir,
telah terjadi penurunan orang yang mengaku beragama Kristen di Inggris dan
Wales. Dari yang semula 71,7% kini menjadi 59,3% persen dari populasi. Pada
periode yang sama, jumlah muslim di Inggris dan Wales meningkat dari 3% menjadi
4,8%.[5]
C.) Bukti
Perkembangan Islam Di Inggris
Meskipun umat
di Inggris sering mendapatkan perlakuan diskriminatif, namun fakta menunjukkan
agama ini berkembang pesat di sana. Berikut beberapa fakta perkembangan Islam
di Inggris yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan:[6]
a.)
Pengenalan Dunia Islam di London
Untuk menunjukkan eksistensi umat
Islam di Inggris, beberapa kegiatan dan promosi dilakukan, misalnya pernah
diselenggarakan world of Islam festival di kota London dari bulan April
hingga akhir Juni tahun1976. Panitia penyelenggara berhasil mengumpulkan barang-barang
kebudayaan Islam dari 30 negara Islam yang berasal dari 250 meseum,
perpustakaan, dan koleksi pribadi. Selain ditampilkan pula kekayaan literatur
dan arsitektur dunia Islam dari abad kea bad.
Penggagas dari pengenalan budaya-budaya Islam tersebut adalah World
of Islam Festival Trust, suatu badan pecinta kebudayaan, yang diketua oleh
seorang diplomat dan pakar bahasa Arab, Sir Harold Beeley.
Ada beberapa latar belakang diselenggarakannya pengenalan Islam di
Inggris, diantaranya ialah sebagai berikut:
1)
Dari
25 lebih juta umat Islam yang bertebaran di Eropa barat dan timur, satu juta
berada di Inggris (tahun 1976)
2)
Sebagian
besar Islamic center dan organisasi-organisasi Islam yang bertebaran di
Eropa Barat berpusat di kota London yang bernama Islamic Council of Europe
3)
Yang
pertama kali memperkenalkan al-Qur’an ke Eropa adalah seorang sarjana Inggris,
yaitu Robert Ketton, dengan menerjemahkan al-Qur’an ke dalam bahasa Latin pada
abad 12
4)
Kamus
Arab-Inggris pertama disusun oleh seorang sarjana Inggris, yakni E.W.Lans dan
kamus Turki-Inggris oleh Sir James Redhouse.[7]
b.)
Jumlah Penduduk dan Masjid di Inggris
Pada tahun 1951, penduduk muslim di
negara itu diperkirakan baru mencapai 23.000 jiwa. Sepuluh tahun kebelakangan,
populasi penduduk muslim menjadi 82.000, dan pada tahun 1971 sudah mencapai
369.000 jiwa. Dan pada tahun 2014, jumlah penduduk muslim di Inggris
diperkirakan sudah mencapai angka 3 juta jiwa. Di kota London, penduduk muslim
merupakan komunitas kosmopolitan yang terdiri dari berbagai macam latar
belakang kebudayaan. Hampir separuh dari jumlah keseluruhan kaum muslim di
Inggris tinggal di London dan wilayah sekitarnya. Sekitar dua pertiga sisanya
bermukim di West Midlands, Yorkshire, Glasgow, dan wilayah-wilayah di sekitar
Manchester.
Pembangunan tempat juga menunjukkan
angka ynag signifikan. Pada akhir 1960, di Inggris hanya tercatat 9 masjid
sebagai tempat ibadah, dan hanya bertambah 4 masjid lagi selama 5 tahun
berikutnya. Tetapi pada 1966, terdapat loncatat sehingga jumlah masjid terus bertambah
8 buah tiap tahunnya. Secara kuantitatif, jumlah masjid di wilayah Inggris
didefinisikan oleh M. Ali Kettani, ada sekitar 100 masjid di daerah London
Raya, 50 di Lancashire, 40 di Yorkshire, dan 30 di Midlands, ada 3 masjid di
Skotlandia, dan 2 di Wales, serta 1 buah di Belfast. Sumber lain mengemukakan
bahwa berdasarkan catatan dr.Registeral-General, sebuah departemen pemerintahan
di England dan Wales, jumlah masjid bertambah di Inggris dari tahun 1963 hanya
berjumlah 13 buah, menjadi 49 pada tahun 1970, 99 pada tahun 1975, 193 pada
tahun 1980, 314 pada tahun 1985, dan 452 pada tahun 1990. Tentunya saat ini
terus mengalami peningkatan jumlah seiring semakin berkembangnya Islam di
Inggris.
c.)
Perusahaan Asuransi Islam Pertama di Inggris
Seiring perkembangan Islam yang
semakin pesat di Inggris, yang berimbas pada penerimaan putra-putri minoritas
muslim di negara-negara Barat, maka dibukalah perusahaan asuransi Islam pertama
di Inggris pada bulan April 2013. Kegiatan dari perusahaan ini disesuaikan
dengan ajaran syariat Islam.
Langkah tersebut diumumkan setelah Kementrian Keuangan Inggris
bertekad untuk membuka kegiatan keuangan yang berbasiskan pada sistem Islam,
dengan target bertumbuhnya investasi dan kemajuan ekonomi di Inggris. Sekaligus
keinginannya agar Inggris menjadi negara Eropa pertama yang membuka aktivitas
keuangan berupa asuransi yang dimotori oleh perusahaan-perusahaan keuangan
besar, dengan praktik yang sesuai dengan syariat Islam, yang mengharamkan riba
(fawaid bankiyah).
Sebelumnya, di Inggris telah
didirakan bank-bank dan perusahaan-perusahaan yang dalam praktik aktivitasnya
sesuai dengan syariat Islam, guna mewujudkan stabilitas ekonomi. Padahal di
waktu yang bersamaan, Inggris masih belum menerima dipraktikkannya sebagian
syariat Islam berkaitan dengan urusan (kehidupan) personal, seperti nikah dan
cerai cara Islam. Di Inggris sendiri terjadi perdebatan yang serius pada bulan
Februari tahun 2012, setelah Dr.Rown Williams, seorang Uskup Besar Gereja
Inggris yang melontarkan gagasannya berupa dibolehkannya sebagian kegiatan yang
mengakomodir syariat Islam di Inggris, terutama di aspek akhwal syakhsiyah urusan
pribadi, seperti nikah dan cerai. Ia menegaskan bahwa urusan seperti ini
merupakan usaha yang tidak bias dihindarka lagi.
Lontaran ini langsung mendapat
pertentangan dari pemerintahan Inggris, dengan menyatakan bahwa gagasan uskup
itu hanya ide pribadi, bukan dari institusi Keuskupan Gereja. Pada waktu yang
sama, gagasan uskup itu mendapat dukungan dan sambutan dari lembaga-lembaga dan
pemimpin-pemimpin Islam.
Praktik ekonomi dan keuangan di Inggris yang sesuai dengan syariat
Islam tidak hanya asuransi Islam. Jauh-jauh sebelumnya, telah didirikan
bank-bank Islam dan bentuk-bentuk transaksi-transaksi keuangan berbasiskan
syariat Islam. Semenjak didirakan, praktik bidang keuangan Islam telam
membuktikan keberhasilannya dalam menjalankan usahanya, serta berhasil menyedot
nasabah dan investor di seluruh dunia. [8]
d.)
Organisasi, Kelompok dan Aliran
Di Inggris, Alawiyah yang menjadi
organisasinya orang-orang Yaman. Sementara orang-orang muslim yang berasal dari
Asia Selatan banyak bergabung dengan aliran thoriqoh Naqshabandiyah dan
Qadariyah. Selain organisasi-organisasi tersebut, ada lagi gerakan lain yaitu
Deobandi dan Barelwi. Kedua gerakan ini masih beraliran sufi, dan berkaitan
erat dengan pusatnya di Asia Selatan. Dalam konteks Islam yang “mendunia (internasional)”, terdapat
organisasi jamaat Al-Islam, yaitu organisasi yang didirikan dan dipimpin oleh
Al-A’la Al-Maududi sampai meninggalnya pada 1980.
Organisasi ini menerbitkan The Muslim
Educational Tust yang didirikan dengan tujuan untuk mendorong pengajaran Islam
bagi anal-anak muslim di sekolah-sekolah negara, kemudian UK Islamic Mission
yang beroperasi dalam pengajaran Al-Qur’an bagi anak-anak muslim. Pada tahap
selanjutnya, terdapat The Muslim Brotherhood yang menjadi tempat berkumpulnya
para pendiri utama lahirnya The Federation of Student Islamic Societis (FOSIS)
yang menjadi kelompok dari organisasi-organisasi kesejahteraan mahasiswa yang
berbasis di London. Akhirnya pada 1970, didirikan organisasi pelindung yang di
sebut The Union of Muslim Organization. Namun, muslim Inggris terlalu beragam
untuk di persatukan sehingga persatuan ini hanya berhasil menyatukan dalam menangani
isu-isu praktis yang terdapat di permukaan.[9]
e.)
Kisah Seorang Wanita Muslim Berkebangsaan Inggris
Sara (Christine) Murray, ia berumur 37 tahun dan besar di Ayr
Skotlandia, ayahnya seorang insinyur. Ia punya empat saudara lelaki dan
perempuan, ibunya dulu adalah seorang anggota gereja Skotlandia. Mereka
menghadiri gereja dan sekolah minggu setiap minggu. Ia mempercayai Kristen
hingga ia remaja, lalu ia berhenti pergi ke gereja. Karena seperti kebanyakan
remaja, ia lebih tertarik pada kehidupan social. Ia melakukan apa saja yang
umumnya dilakukan oleh remaja putri, tetapi ia belajat keras. Tahun 1974 ia ditawari
empat Universitas, termasuk Andrew’s University untuk belajar kimia. Ia pergi
ke London dulu untuk liburan musim panas sambil bekerja menjadi pelayan rumah
tangga. Di sana untuk pertama kalinya ia mengenal Islam dan beberapa bulann
kemudian ia pun memeluk agama Islam serta mengganti namanya menjadi Sara.
Dulu ia senang dengan kebebasannya.
Akan tetapi, ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Suatu hari ia menemukan
sebuah brosur yang memuat ayat-ayat yang di terjemahkan dari Al-Qur’an.
Ayat-ayat itu menerangkan bahwa orang-orang yang menjalani hidup shaleh akan
mewarisi surge. Tiba-tiba ia berfikir : “TUHAN-NYA benar”. Ia memiliki
keyakinan ini. Ia harus menjadi seorang muslim. Suatu hari ia pergi ke Hydre
Park dan mendengar seorang muslim berbicara tentang Islam. Ketika ia usai
berbicara, Sara meminta untuk membantunya menjadi seorang muslim. Ia mandi
terlebih dahulu agar tubuhnya bersih di hadapan TUHAN. Ia malu betapa tidak
sopannya pakaian yang ia gunakan waktu itu.
Ia mengerti bahwa ia telah mengmabil
suatu langkah besar. Dua hari kemudian ia menggunakan jilbab. Ia merasa peka
ketika menggunakan pakaina itu, seolah-olah setiap orang menganggapnya tidak
normal. Namun, ia menyukai perlindungan yang di berikan hijab kepadanya dan
pesan yang diingatnya bahwa ia tidak di peruntukkan bagi setiap lelaki. Pada
suatu hari jum’at, beberapa temannya meminta untuk bertemu dengan seorang kawan
mereka yang asalnya dari Mesir, Mohammed. Dan mereka berdua merasa sangat
cocok. Hari senin berikutnya mereka menikah. Kedua orang tuanya tidak datang,
karena mereka tidak menyetujui hubungan mereka. Akan tetapi, lama kelamaan
orang tuanya menerima mereka dan membawa anak-anaknya liburan setiap musim
panas. Yang anehnya lagi, ketika seseorang mengecamnya atau agamanya, ibunya
segera untuk membela Sara, mereka memiliki seorang putri, Sara dan Mohammed
sangat menyayanginya. Ia memperoleh gelar sarjananya berkat dukungan dari
suaminya. Sekarang mereka memiliki lima orang anak, dan mereka tinggal di
Hampstead, kemudian suaminya bekerja sebagai ekonom. Ia seorang wanita muslim,
tetapi ia juga seorang berkebangsaan Inggris dan ia bangga akan kedua hal itu.[10]
BAB III
PENUTUP
A.) Kesimpulan
Dari pembahasan diatas penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut: Islam masuk di Inggris berawal pada akhir
abad ke-19, melalui pendaratan yang direkrut oleh East India Company, serta
melalui proses imigrasi dari para pelaut dan pedagang dari Yaman, India
Pakistan, dan Bangladesh. Dari kaum imigran muslim inilah membentuk komunitas muslim
di beberapa titik di kota pe;abuhan Inggris sampai meluas pada pusat kota
London. Perkembangan Islam di Inggris sejak awal sampai saat ini mengalamai
kemajuan pesat. Jumlah umat Islam di Inggris saat ini diperkirakan dua juta
jiwa atau berkisar 3,3% dari seluruh penduduk Inggris. Kaum muslim Inggris
mayoritas tinggal di London dan sekitarnya, dan dua pertiga sisanya bermukim di
West Midland, Cardiff, Liverpool, Yorkshire, Manchester, dan sebagainya. Dari
perspektif mazhab, mayoritas umat Islam Inggris bermazhab Hanafiyah, sisanya
Syafi’iyah, Ja’fari, dan sebagainya
Perkembangan Islam sangat cepat dan
mendapat apresiasi dari penduduk pribumi dan bahkan pemerintah, dan mereka
tertarik memeluk Islam, tidak terlepas dari karakteristik Islam yang rahmatan
lil “alamiin, toleran, inklusif, menghargai hak-hak manusia, dan sebagainya. Di
samping itu, didorong keingintahuan orang-orang nin muslim untuk mempelajari
Islam, sehingga mereka kemudian masuk Islam. Fenomena berkembangnya Islam
banyak bangkit di kampus-kampus, kantor-kantor pemerintahan, dan
ditengah-tengah kehidupan social masyarakan Inggris secara luas. Islam
berkembang secara pesat di Inggris, tidak terlepas dari kebijakan pemerintah
Inggris yang memberikan peluang dan ruang kepada masyarakat Islam untuk
menjalankan ajaran agama. Namun, pasca terjadi WTC II September, kebijakan
politik pemerintah Inggris kurang menguntungkan Islam yang cenderung
didiskreditkan, diperlakukan secara diskriminatif, cemohan, serta dimarginalkan
secara sistemik.
Pesatnya perkembangan Islam di
Inggris, tidak terlepas tantangan ynag muncul selain dampak buruk dari tragedi
11 September, akan tetapi munculnya tokoh-tokoh pribumi Inggris yang fhobi
terhadap Islam dan mengkhawatirkan secara berlebihan perkembangan Islam di
Inggris, sehingga mereka membangun wacana untuk membenci Islam, dan bahkan
menghalang-halangi perkembangan Islam itu sendiri, baik melalui pendekatan
kultural, sistematik, maupun kebijakan politik global.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Sulaiman,Moh.Perjalanan
Sejarah Kebudayaan Islam,PT Tiga Serangkai Pustaka Man.Jakarta.2013
·
Syukur
Abdul.Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap,Saufa.Jogjakarta.2014
·
http://ilmu-ngawortepak.blogspot.com/2013/03/awal-masuk-dan-perkembangan-islam-di.html?m=1
[1] Perkembangan-Islam-di-Inggris.html
tersedia di http://lemahbulu.blogspot.com/2011/10/l Di
akses pada tanggal 28 Oktober 2012
[2]
Gilles Kepel, ALLAH in thewest pergerakan-pergerakan islam di Amerika dan
Eropa, (Yogyakarta:Jendela 2003) h.159
[3] M.Ali
Kettani.Minoritas Muslim Dewasa Ini. Cet.1; (Jakarta:Rajawali Press,2005)
[4]
Gilles kepel, ALLAH in thewest pergerakan-pergerakan islam di Amerika dan
Eropa, (Yogyakarta:Jendela 2003) h.169
[5]
Republika.co.id
[6]
Peradabanislaminggris.blogspot.com
[7]
Faisal Ismail,Paradigma Kebudayaan Islam, Titian IIlahi Press,1996, h.180-182
[8]
http://www.dakwatuna.com
[9]
Ajd Thohir Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam PT Raja Grafindo
Persada 2009,h.331-332
[10]
Deddy Mulyana,Berpaling kepada islam (kesaksian muslim Amerika,Eropa,dan
Australia), PT Remaja Rosdakarya,1996 h.188-191