Jumat, 03 November 2017

Sejarah Islam di Negara Inggris


MAKALAH

SEJARAH MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INGGRIS


 




                                                                                                                                               






Disusun Guna Memenuhi Tugas  Mata Kuliah Sejarah Islam Dunia
Dosen pembimbing : Ahmad Adibudin  Al Halim M.Pd.I.

Disusun Oleh:
Tri Puji Rahayu (1623211025)


FAKULTAS TARBIYAH / PRODI PAI A
INSITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)
CILACAP
2017

 

KATA PENGANTAR


Pertama-tama marilah marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Alloh swt, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Islam di Inggris” ini dengan baik dan lancer tanpa kekurangan suatu apapun.
Makalah ini dibuat dalam rangka untuk menyelesaikan tugas pembuatan makalah pada bidang studi Pendidikan Agama Islam. Selain itu juga, tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan kita tentang mengenai Perkembangan Islam di Dunia, agar kita lebih memahami dan mengenal sejarah-sejarah islam dan perkembangannya pada abad pertengahan silam.
Penulis menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca semuanya demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini ke depannya.




Cilacap, 12 Oktober 2017


Penyusun


DAFTAR ISI









BAB 1

PENDAHULUAN


A.)  LATAR BELAKANG

Sejak Abad 7 M wilayah Islam sudah hampir tersebar di seluruh bagian bumi, meliputi kawasan Asia Timur, Afrika, sampai Eropa. Itu merupakan bukti bahwa Islam pernah memiliki peradaban ataupun bias dikatakan Islam berperan dalam memajukan peradaban dunia. Bukti Islam pernah membangun sebuah peradaban  di Benua Eropa tepatnya Spanyol, Islam Spanyol pada pada masa pemerintahan ‘Abd Rahman III dan penerusnya (961-1002) pernah menjadikan Islam Spanyol menjadi kota paling berbudaya di Eropa, dengan 21 kota pinggiran, 73 perpustakaan, dan sejumlah besar tokoh buk, masjid dan istana.
Perkembangan Islam di Abad 21 M, Islam sudah bukan lagi milik orang-orang Arab sekitarnya ataupun bekas negara-negara Islam lainnya. Karena hamper seluruh umat muslim tersebar di seluruh negara-negara yang mayoritas penduduknya bukan pemeluk agama Islam, seperti negara Inggris, Perancis, Skotlandia, Amerika dan negara Eropa lainnya. Kehidupan umat muslim menyatu dan berbaur dengan kehidupan orang-orang pribumi asli. Dengan demikian kemungkinan terjadi akulturasi budaya antara orang muslim dan non-muslim sangat terbuka, semisal, seperti adanya rumah makan halal, dimana rumah makan tersebut banyak diminati oleh orang-orang non-muslim dengan alas an-alasan tertentu contohnya kualitas daging yang dipotong secara islami.
Sudah sewajarnya akulturasi budaya tersebut pernah terjadi ketika waktu Islam baru tersebar ke wilayah-wilayah Afrika dan Eropa, dimana kontak budaya tidak bias dielakan maka budaya itu berbaur antar kedua kebudayaan.
Ditengah-tengah kehidupan orang Eropa serba materialistic dan rasionalis atau dikenal sebagai negara yang sekuler, orang-orang muslim meskipun minoritas mampu hidup perdampingan dan menjalankan aktivitas kesehariannya. Khususnya di negara Inggris hak kebebasan beragama untuk masyarakatnya benar-benar terwujud. Inggris yang merupakan salah satu pusat peradaban Eropa, di Inggris sangat terbuka bagi masyarakatnya untuk memeluk dan meyakini agamanya masing-masing.
Dari uraian di atas dapat kita lihat, Islam tidak lagi dipandang sebagai agama yang eklusif karena Islam dapat hidup dan bekerja sama di tengah-tengah masyarakat non-muslim di bawah pemerintahan yang bukan dipimpin oleh orang muslim. Sudah kiranya kita harus mengetahui dan merenungkan nilai-nilai Islam yang hidup di Inggris, karena tidak secara langsung atau kemungkinan besar umat muslim juga berpartisipasi dalam memajukan peradaban negara Inggris.

B.)  RUMUSAN MASALAH

Dari uraian di atas, untuk memfokuskan kajian pembahasan makalah ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
a.       Bagaiman Peradaban Islam di Inggris?
b.      Bagaiman Perkembangan Islam di Inggris?
c.       Apa bukti Perkembangan Islam di Inggris?

C.)  TUJUAN MASALAH

a.       Untuk mengetahui Peradaban Islam di Inggris
b.      Untuk mengetahui Perkembangan Islam di Inggris
c.       Untuk mengetahui Bukti-bukti Perkembangan Islam di Inggris



BAB II

PEMBAHASAN


A.)  Sejarah Masuknya Islam di Inggris

Sejarah pertumbuhan komunis musli di Inggris hampir serupa apa yang dialami Prancis, yaitu melalui proses imigrasi. Imigrasi muslim ke Inggris mulai langsung berakhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 melalui pendaratan para pelaut yang direkrut oleh East India Cornpany (Perusahaan India Timur) dari Yaman, Gujarrat, Sind, Assam, tlen Bengal.[1]
Saat awal imigran muslim India dan Pakistan menetap di Ingggris, pengaruh warisan kultural kerajaan dan struktur politik Negara setempat yang saling mendukung memperkuat dorongan Negara komunalisme. Selama hampir satu abad, umat Islam harus belajar hidup dengan status minoritas dan jauh dari kekuasaan politik di anak benua India, masyarakat Inggris pasca perang memberi ruang bagi identitas kebangsaan yang parallel.[2]
Setelah dibukanya terusan Suez pada tahun 1869 dan sejalan dengan meluasnya ekspansi kolonial Inggris, para pendatang muslim itu semakin lama semakin banyak dan mulai membentuk pemukiman baru di kota-kota pelabuhan  seperti Cardiff Shout Shields (Dekat Newcastle), London dan Liverpool. Komunis muslim di negara itu memiliki akar budaya yang berbeda satu sama lain. M.Ali Kettani, dalam bukunya “Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini “ mengatakan imigran pertama ke Inggris adalah orang Yaman dari Aden. Mereka menghimpun diri di Cardif dan di situ membangun salah satu masjid pertama di negeri itu pada tahun 1870. Sebelum pergantian abad dating kelompok muslim lain dari India dan menetap di dekat London, di sana mereka membangun masjid Shah Jehan di Woking.[3]
Sekitar abad ke-19, sejumlah pengusaha muslim juga telah berniaga ke kerajaan Inggris. Salah satunya adalah perusahaan terkenal “ Mohamed’s Baths “ yang didirikan oleh Sake Deen Mohamed (1750-1851). Selain pekerja dan pedagang, pada akhir abad ke-19 mulai masuk juga kelompok intelektual ke Inggris. Hal ini terlihat tatkala pada periode antara 1893 hingga 1908, sebuah jurnal mingguan bernuansa Islami dengan nama “The Cresent”, mulai disebarkan di Liverpool. Pendiri jurnal ini adalah seorang muslim keturunan bangsawan Inggris yang bernama William Henry Quilliam, yang ditengah komunitas muslim dikenal sebagai Syekh Abdullah Quilliam, yang berprofesi sebagai pengacara. Dia masuk Islam pada tahun 1887 setelah lama bermukim di Aljazair dan Maroko, bahkan beliau memelopori pembangunan sebuah masjid yang sangat aktif dan menjadi pusat dakwah di wilayah Inggris.
Di inggris identitas Islam telah ada dalam kehidupan social dan politik sebelum pengaruh krisis ekonomi tahun 1970-an terasa. Masjid mulai ditemukan di sebuah pelabuhan Wales sejak tahun 1930-an, dengan dukungan pemerintah kolonial. Masjid-masjid tersebut didirikan oleh para pelaut Yaman yang menetap di sana. Dengan kedatangan masyarakat muslim dari anak benua India pada periode pasca perang, jaringan masjid yang pertama di bangun di hampir semua kawasan industri di Inggris. Tahun 1975, di Inggris tercatat sekitar seratus masjid.
Pertambahan jumlah masjid dalam perkembangan-perkembangan selanjutnya di Inggris sesungguhnya mencerminkan peningkatan jumlah komunitas muslim di Inggris. Peningkatan itu berhubungan  erat dengan tahapan sejarah imigrasi kaum muslim secara besar-besaran dari berbagai negeri muslim ke Inggris tahun 1950-an, dan sebagai akibat penyatuan kembali keluarga imigran yang diterapkan awal dasarvarsa 1960-an, terutama dari India, Pakistan, dan Bangladesh. Selain itu, sehubungan dengan terbitnya “Commonwealth Imigration Act” (Undang-Undang Imigrasi Persemakmuran), tahun 1962, yang semakin memeberikan kemudahan untuk menjadi warga negara Inggris bagi warga negara bekas jajahan Inggris, juga turut mendorong laju imigrasi ini.
Pada tahu 1985, jumlah kaum muslim  di Birmingham, ynag umumnya terkonsentrasi di beberapa kawasan pusat kota, di perkirakan berjumlah 80.000 orang (8 persen dari total jumlah penduduk). Di kota ini kaum imigran muslim menempati bagian besar tenaga kerja industry yang tidak terlatih. Di sini perkembangan masjid sangat cepad pada tahun 1950 dan 1960bdi dorong oleh tiga faktor. Pertama, konsentrasi para imigran di beberapa blok perumahan di masing-masing wilayah membuat lebih mudah untuk menjalankan ibadah di wilayah masing-masing dari pada harus pergi ke wilayah tetangga. Kedua, sebelum bersatu menjadi masyarakat muslim, orang ingin berkumpul dengan saudara-saudara satu etnis dan asal daerah, bahasa atau dialek. Maka muncul masjid Punjab, Merpuri, dan Pathan (semua Pakistan). Ketiga, penafsiran yang berbeda-beda yang dalam Islam menyebabkan timbulnya fragmentasi.
Pada akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an, masyarakat muslim merasa kesulitan dalam mengonsumsi makanan halal karena pada tahun ini restoran muslim masih sangat sedikit. Maka pada tahun 1998 Sher Azam (pengusaha muslim di Bradford) membangun Supermarket Al-Halal yang didirikan untuk kaum muslim, Supermarket besar yang karyawan dan kasirnya mengenakan jilbab ini dibangun sebagai koperasi Islam pada 1985/ Menurut Sher Azam, supermarket ini memiliki tiga tujuan, pertama, modal dikumpulkan dari saham yang berasal dari uraian sukarela anggota muslim, dan dengan demikian, menerapkan cara pengelolaan modal secara islami, karena dalam hukum Islam melarang investasi dalam bentuk pinjaman kredit yamg diasosiasikan dengan bunga (riba). Kedua, bisnis ini (yang mempekerjakan sekitar empat puluh karyawan) menyediakan lapangan kerja kaum muda komunitas yang terancam pengangguran. Ketiga, supermarket ini adalah toko, yang masyarakat muslim dapat berbelanja tanpa ragu-ragu karena yang di jual di toko itu semuanya halal.[4]

B.)   Perkembangan Islam di Inggris dalam Bidang Sosial Budaya

Dalam sejarahnya, pesatnya perkembangan agama Islam di Inggris dikarenakan pemindahan Universitas Islam Toledo di Spanyol ke Inggris. Sejak itu, Inggris memiliki Universitas Cambridge dan Oxford. Tokoh yang amat berjasa dan aktif dalam penyebaran ilmu pengetahuan agama Islam, ialah Pekus al-Ponsi, yang kemudian menjadi dokter istana Raja Henry I. Saat itu, pengembangan ajaran Islam dilakukan setiap hari libur, seperti hari Sabtu dan Ahad, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.Dalam kebijakannya, pemerintah Inggris secara tegas membebaskan seluruh warganya untuk memeluk dan menjalankan ajaran-ajaran agamnya, Artinya, setiap warga negara Inggris tidak dibatasi dan dilarang untuk memeluk agama apa pun. Berkembangnya Islam di kampus-kampus, sehingga banyak kegiatan yang dilakukan sifatnya dalam bentuk mimbar bebas, bahkan mereka juga aktif mengikuti kegiatan nasional. Selain organisasi-organisasi keagamaan muslim dan organisasi Islam yang tumbuh di kampus, juga ada beberapa oraganisasi-organisasi Islam yang banyak berperan mensosialisasikan Islam melalui gerakan dakwah dan kampanye budaya yang menarik bagi rakyat Inggris tentang Islam, sehingga banyak penduduk pribumi Inggris yang tertarik memeluk Islam. Organisasi tersebut diantaranya ialah :
a)      The Islamic Council of Europe (Majelis Islam Eropa) yang bertugas sebagai pengawas Kebudayaan Eropa
b)      The Union of Moslem Organization (Persatuan Organisasi Islam Inggris)
c)      The Association of British Moslems (Perhimpunan Muslim Inggris)
d)     Islamic Foundation dan Moslem Institute.
Perkembangan Islam di Inggris cukup mendapat apresiasi dalam hal kehidupan social budaya di Inggris yang mayoritas non-muslim, tidak terlepas oleh karakteristik ajaran Islam yang sangat toleran, inklusif, dan sangat menghargai hak-hak kemanusiaan. Maka, wajar jika Pangeran Charles, putra mahkota Inggris, mengungkapkan apresiasinya bahwa prinsip-prinsip yang dianut dalam Islam akan mampu menyelamatkan dunia.
Dalam 10 tahun terakhir, perkembangan Islam di Inggris memang cukup menggembirakan. Meskipun agama Kristen tetap merupakan bagian integral dari sejarah agama di Inggris, namun Islam telah tumbuh dan menjadi pesaing yang kuat selama decade terakhir. Setiap tahun, ada ribuan warga Inggris yang menjadi mualaf.
Berdasarkan sensus tahun 2011 ynag dikeluarkan oleh pemerintah Inggris, umat Islam di negara tersebut meningkat dari 3% menjadi 4,8% atau sekitar 2,7 juta orang, dan diperkirakan sudah menembus angka 3 juta pada tahun 2014. Angka ini berbanding terbalik dengan jumlah pemeluk agama mayoritas di sana yang justru mengalami penurunan drastic beberapa tahun terakhir.
Melihat angka tersebut, maka tidak mengherankan jika Daily Mail pernah menyuarakan bahwa Islam kelak akan menjadi agama yang dominan di Inggris. Hal itu merujuk pada fakta bahwa semakin banyaknya gereja di London yang kosong, sedangkan masjid di London justru selalu penuh sesak oleh jamaah. Dalam jangka 20 tahun ke depan, Daily Mail memperkirakan akan ada banyak kaum muslim aktif di negeri Ratu Elizabeth itu ketimbang mereka yang dating ke gereja. Prediksi ini bukanlah prediksi asal-asalan saja. Sejak satu dekade terakhir, jumlah pemeluk agama mayoritas di Inggris menyusut dari 77,7% menjadi 59,3% atau sekitar 33,2 juta orang, padahal dari angka tersebut terdapat ¼ % pemeluk berusia tua yang usianya mendekati 80 tahun. Sedangkan kaum mudanya banyak yang terbius dalam kehidupan liberalisme. Ini ditandai dengan penurunan jamaah yang menghadiri misa Minggu di gereja. Bandingkan dengan pemeluk Islam di sana yang kebanyakan adalah musim usia muda di bawah 25 tahun.
Dalam laporannya, Daily Mail menyatakan suasana yang terjadi di Gereja St George pada saat misa pagi. Di gereja tersebut hanya terlihat 12 orang yang sedang beribadah. Padahal, gereja yang dibangun pada awal abad ke-18 itu didesain untuk menampung 1.230 orang. Pemandangan yang sama juga terlihat di Gereja St mary. Di rumah ibadah umat Kristiani itu, hanya ada 20 orang yang mengikuti ibadah.
Fakta tersebut berbanding terlibat dengan sebuah masjid yang letaknya tak jauh dari kedua gereja itu yang justru penuh sesak oleh jamaah. Masjid itu sendiri tidak lebih dari sebuah ruangan kecil sewaan di pusat kota, dan hanya dapat menampung sekitar 100 orang saja. Namun, pada hari jum’at, jumlah jama’ah membengkak menjadi tiga sampai empat kali kapasitas ruangan, sehingga jama’ah tumpah keluar ke jalan.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa  tren saat ini, Islam menjadi agama yang lebih diminatinoleh masyarakat Inggris. Dalam 10 terakhir, telah terjadi penurunan orang yang mengaku beragama Kristen di Inggris dan Wales. Dari yang semula 71,7% kini menjadi 59,3% persen dari populasi. Pada periode yang sama, jumlah muslim di Inggris dan Wales meningkat dari 3% menjadi 4,8%.[5]


C.)  Bukti Perkembangan Islam Di Inggris

Meskipun umat di Inggris sering mendapatkan perlakuan diskriminatif, namun fakta menunjukkan agama ini berkembang pesat di sana. Berikut beberapa fakta perkembangan Islam di Inggris yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan:[6]
a.)    Pengenalan Dunia Islam di London
Untuk menunjukkan eksistensi umat Islam di Inggris, beberapa kegiatan dan promosi dilakukan, misalnya pernah diselenggarakan world of Islam festival di kota London dari bulan April hingga akhir Juni tahun1976. Panitia penyelenggara berhasil mengumpulkan barang-barang kebudayaan Islam dari 30 negara Islam yang berasal dari 250 meseum, perpustakaan, dan koleksi pribadi. Selain ditampilkan pula kekayaan literatur dan arsitektur dunia Islam dari abad kea bad.
Penggagas dari pengenalan budaya-budaya Islam tersebut adalah World of Islam Festival Trust, suatu badan pecinta kebudayaan, yang diketua oleh seorang diplomat dan pakar bahasa Arab, Sir Harold Beeley.
Ada beberapa latar belakang diselenggarakannya pengenalan Islam di Inggris, diantaranya ialah sebagai berikut:
1)      Dari 25 lebih juta umat Islam yang bertebaran di Eropa barat dan timur, satu juta berada di Inggris (tahun 1976)
2)      Sebagian besar Islamic center dan organisasi-organisasi Islam yang bertebaran di Eropa Barat berpusat di kota London yang bernama Islamic Council of Europe
3)      Yang pertama kali memperkenalkan al-Qur’an ke Eropa adalah seorang sarjana Inggris, yaitu Robert Ketton, dengan menerjemahkan al-Qur’an ke dalam bahasa Latin pada abad 12
4)      Kamus Arab-Inggris pertama disusun oleh seorang sarjana Inggris, yakni E.W.Lans dan kamus Turki-Inggris oleh Sir James Redhouse.[7]
b.)   Jumlah Penduduk dan Masjid di Inggris
Pada tahun 1951, penduduk muslim di negara itu diperkirakan baru mencapai 23.000 jiwa. Sepuluh tahun kebelakangan, populasi penduduk muslim menjadi 82.000, dan pada tahun 1971 sudah mencapai 369.000 jiwa. Dan pada tahun 2014, jumlah penduduk muslim di Inggris diperkirakan sudah mencapai angka 3 juta jiwa. Di kota London, penduduk muslim merupakan komunitas kosmopolitan yang terdiri dari berbagai macam latar belakang kebudayaan. Hampir separuh dari jumlah keseluruhan kaum muslim di Inggris tinggal di London dan wilayah sekitarnya. Sekitar dua pertiga sisanya bermukim di West Midlands, Yorkshire, Glasgow, dan wilayah-wilayah di sekitar Manchester.
Pembangunan tempat juga menunjukkan angka ynag signifikan. Pada akhir 1960, di Inggris hanya tercatat 9 masjid sebagai tempat ibadah, dan hanya bertambah 4 masjid lagi selama 5 tahun berikutnya. Tetapi pada 1966, terdapat loncatat sehingga jumlah masjid terus bertambah 8 buah tiap tahunnya. Secara kuantitatif, jumlah masjid di wilayah Inggris didefinisikan oleh M. Ali Kettani, ada sekitar 100 masjid di daerah London Raya, 50 di Lancashire, 40 di Yorkshire, dan 30 di Midlands, ada 3 masjid di Skotlandia, dan 2 di Wales, serta 1 buah di Belfast. Sumber lain mengemukakan bahwa berdasarkan catatan dr.Registeral-General, sebuah departemen pemerintahan di England dan Wales, jumlah masjid bertambah di Inggris dari tahun 1963 hanya berjumlah 13 buah, menjadi 49 pada tahun 1970, 99 pada tahun 1975, 193 pada tahun 1980, 314 pada tahun 1985, dan 452 pada tahun 1990. Tentunya saat ini terus mengalami peningkatan jumlah seiring semakin berkembangnya Islam di Inggris.
c.)    Perusahaan Asuransi Islam Pertama di Inggris
Seiring perkembangan Islam yang semakin pesat di Inggris, yang berimbas pada penerimaan putra-putri minoritas muslim di negara-negara Barat, maka dibukalah perusahaan asuransi Islam pertama di Inggris pada bulan April 2013. Kegiatan dari perusahaan ini disesuaikan dengan ajaran syariat Islam.
Langkah tersebut diumumkan setelah Kementrian Keuangan Inggris bertekad untuk membuka kegiatan keuangan yang berbasiskan pada sistem Islam, dengan target bertumbuhnya investasi dan kemajuan ekonomi di Inggris. Sekaligus keinginannya agar Inggris menjadi negara Eropa pertama yang membuka aktivitas keuangan berupa asuransi yang dimotori oleh perusahaan-perusahaan keuangan besar, dengan praktik yang sesuai dengan syariat Islam, yang mengharamkan riba (fawaid bankiyah).
Sebelumnya, di Inggris telah didirakan bank-bank dan perusahaan-perusahaan yang dalam praktik aktivitasnya sesuai dengan syariat Islam, guna mewujudkan stabilitas ekonomi. Padahal di waktu yang bersamaan, Inggris masih belum menerima dipraktikkannya sebagian syariat Islam berkaitan dengan urusan (kehidupan) personal, seperti nikah dan cerai cara Islam. Di Inggris sendiri terjadi perdebatan yang serius pada bulan Februari tahun 2012, setelah Dr.Rown Williams, seorang Uskup Besar Gereja Inggris yang melontarkan gagasannya berupa dibolehkannya sebagian kegiatan yang mengakomodir syariat Islam di Inggris, terutama di aspek akhwal syakhsiyah urusan pribadi, seperti nikah dan cerai. Ia menegaskan bahwa urusan seperti ini merupakan usaha yang tidak bias dihindarka lagi.
Lontaran ini langsung mendapat pertentangan dari pemerintahan Inggris, dengan menyatakan bahwa gagasan uskup itu hanya ide pribadi, bukan dari institusi Keuskupan Gereja. Pada waktu yang sama, gagasan uskup itu mendapat dukungan dan sambutan dari lembaga-lembaga dan pemimpin-pemimpin Islam.
Praktik ekonomi dan keuangan di Inggris yang sesuai dengan syariat Islam tidak hanya asuransi Islam. Jauh-jauh sebelumnya, telah didirikan bank-bank Islam dan bentuk-bentuk transaksi-transaksi keuangan berbasiskan syariat Islam. Semenjak didirakan, praktik bidang keuangan Islam telam membuktikan keberhasilannya dalam menjalankan usahanya, serta berhasil menyedot nasabah dan investor di seluruh dunia. [8]
d.)   Organisasi, Kelompok dan Aliran
Di Inggris, Alawiyah yang menjadi organisasinya orang-orang Yaman. Sementara orang-orang muslim yang berasal dari Asia Selatan banyak bergabung dengan aliran thoriqoh Naqshabandiyah dan Qadariyah. Selain organisasi-organisasi tersebut, ada lagi gerakan lain yaitu Deobandi dan Barelwi. Kedua gerakan ini masih beraliran sufi, dan berkaitan erat dengan pusatnya di Asia Selatan. Dalam konteks Islam yang  “mendunia (internasional)”, terdapat organisasi jamaat Al-Islam, yaitu organisasi yang didirikan dan dipimpin oleh Al-A’la Al-Maududi sampai meninggalnya pada 1980.
 Organisasi ini menerbitkan The Muslim Educational Tust yang didirikan dengan tujuan untuk mendorong pengajaran Islam bagi anal-anak muslim di sekolah-sekolah negara, kemudian UK Islamic Mission yang beroperasi dalam pengajaran Al-Qur’an bagi anak-anak muslim. Pada tahap selanjutnya, terdapat The Muslim Brotherhood yang menjadi tempat berkumpulnya para pendiri utama lahirnya The Federation of Student Islamic Societis (FOSIS) yang menjadi kelompok dari organisasi-organisasi kesejahteraan mahasiswa yang berbasis di London. Akhirnya pada 1970, didirikan organisasi pelindung yang di sebut The Union of Muslim Organization. Namun, muslim Inggris terlalu beragam untuk di persatukan sehingga persatuan ini hanya berhasil menyatukan dalam menangani isu-isu praktis yang terdapat di permukaan.[9]
e.)    Kisah Seorang Wanita Muslim Berkebangsaan Inggris
Sara (Christine) Murray, ia berumur 37 tahun dan besar di Ayr Skotlandia, ayahnya seorang insinyur. Ia punya empat saudara lelaki dan perempuan, ibunya dulu adalah seorang anggota gereja Skotlandia. Mereka menghadiri gereja dan sekolah minggu setiap minggu. Ia mempercayai Kristen hingga ia remaja, lalu ia berhenti pergi ke gereja. Karena seperti kebanyakan remaja, ia lebih tertarik pada kehidupan social. Ia melakukan apa saja yang umumnya dilakukan oleh remaja putri, tetapi ia belajat keras. Tahun 1974 ia ditawari empat Universitas, termasuk Andrew’s University untuk belajar kimia. Ia pergi ke London dulu untuk liburan musim panas sambil bekerja menjadi pelayan rumah tangga. Di sana untuk pertama kalinya ia mengenal Islam dan beberapa bulann kemudian ia pun memeluk agama Islam serta mengganti namanya menjadi Sara.
Dulu ia senang dengan kebebasannya. Akan tetapi, ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Suatu hari ia menemukan sebuah brosur yang memuat ayat-ayat yang di terjemahkan dari Al-Qur’an. Ayat-ayat itu menerangkan bahwa orang-orang yang menjalani hidup shaleh akan mewarisi surge. Tiba-tiba ia berfikir : “TUHAN-NYA benar”. Ia memiliki keyakinan ini. Ia harus menjadi seorang muslim. Suatu hari ia pergi ke Hydre Park dan mendengar seorang muslim berbicara tentang Islam. Ketika ia usai berbicara, Sara meminta untuk membantunya menjadi seorang muslim. Ia mandi terlebih dahulu agar tubuhnya bersih di hadapan TUHAN. Ia malu betapa tidak sopannya pakaian yang ia gunakan waktu itu.
Ia mengerti bahwa ia telah mengmabil suatu langkah besar. Dua hari kemudian ia menggunakan jilbab. Ia merasa peka ketika menggunakan pakaina itu, seolah-olah setiap orang menganggapnya tidak normal. Namun, ia menyukai perlindungan yang di berikan hijab kepadanya dan pesan yang diingatnya bahwa ia tidak di peruntukkan bagi setiap lelaki. Pada suatu hari jum’at, beberapa temannya meminta untuk bertemu dengan seorang kawan mereka yang asalnya dari Mesir, Mohammed. Dan mereka berdua merasa sangat cocok. Hari senin berikutnya mereka menikah. Kedua orang tuanya tidak datang, karena mereka tidak menyetujui hubungan mereka. Akan tetapi, lama kelamaan orang tuanya menerima mereka dan membawa anak-anaknya liburan setiap musim panas. Yang anehnya lagi, ketika seseorang mengecamnya atau agamanya, ibunya segera untuk membela Sara, mereka memiliki seorang putri, Sara dan Mohammed sangat menyayanginya. Ia memperoleh gelar sarjananya berkat dukungan dari suaminya. Sekarang mereka memiliki lima orang anak, dan mereka tinggal di Hampstead, kemudian suaminya bekerja sebagai ekonom. Ia seorang wanita muslim, tetapi ia juga seorang berkebangsaan Inggris dan ia bangga akan kedua hal itu.[10]




BAB III

PENUTUP


A.)  Kesimpulan

Dari pembahasan diatas penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Islam masuk di Inggris berawal pada akhir abad ke-19, melalui pendaratan yang direkrut oleh East India Company, serta melalui proses imigrasi dari para pelaut dan pedagang dari Yaman, India Pakistan, dan Bangladesh. Dari kaum imigran muslim inilah membentuk komunitas muslim di beberapa titik di kota pe;abuhan Inggris sampai meluas pada pusat kota London. Perkembangan Islam di Inggris sejak awal sampai saat ini mengalamai kemajuan pesat. Jumlah umat Islam di Inggris saat ini diperkirakan dua juta jiwa atau berkisar 3,3% dari seluruh penduduk Inggris. Kaum muslim Inggris mayoritas tinggal di London dan sekitarnya, dan dua pertiga sisanya bermukim di West Midland, Cardiff, Liverpool, Yorkshire, Manchester, dan sebagainya. Dari perspektif mazhab, mayoritas umat Islam Inggris bermazhab Hanafiyah, sisanya Syafi’iyah, Ja’fari, dan sebagainya
Perkembangan Islam sangat cepat dan mendapat apresiasi dari penduduk pribumi dan bahkan pemerintah, dan mereka tertarik memeluk Islam, tidak terlepas dari karakteristik Islam yang rahmatan lil “alamiin, toleran, inklusif, menghargai hak-hak manusia, dan sebagainya. Di samping itu, didorong keingintahuan orang-orang nin muslim untuk mempelajari Islam, sehingga mereka kemudian masuk Islam. Fenomena berkembangnya Islam banyak bangkit di kampus-kampus, kantor-kantor pemerintahan, dan ditengah-tengah kehidupan social masyarakan Inggris secara luas. Islam berkembang secara pesat di Inggris, tidak terlepas dari kebijakan pemerintah Inggris yang memberikan peluang dan ruang kepada masyarakat Islam untuk menjalankan ajaran agama. Namun, pasca terjadi WTC II September, kebijakan politik pemerintah Inggris kurang menguntungkan Islam yang cenderung didiskreditkan, diperlakukan secara diskriminatif, cemohan, serta dimarginalkan secara sistemik.
Pesatnya perkembangan Islam di Inggris, tidak terlepas tantangan ynag muncul selain dampak buruk dari tragedi 11 September, akan tetapi munculnya tokoh-tokoh pribumi Inggris yang fhobi terhadap Islam dan mengkhawatirkan secara berlebihan perkembangan Islam di Inggris, sehingga mereka membangun wacana untuk membenci Islam, dan bahkan menghalang-halangi perkembangan Islam itu sendiri, baik melalui pendekatan kultural, sistematik, maupun kebijakan politik global.




DAFTAR PUSTAKA


·         Sulaiman,Moh.Perjalanan Sejarah Kebudayaan Islam,PT Tiga Serangkai Pustaka Man.Jakarta.2013
·         Syukur Abdul.Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap,Saufa.Jogjakarta.2014
·         http://ilmu-ngawortepak.blogspot.com/2013/03/awal-masuk-dan-perkembangan-islam-di.html?m=1



[1] Perkembangan-Islam-di-Inggris.html tersedia di http://lemahbulu.blogspot.com/2011/10/l Di akses pada tanggal 28 Oktober 2012
[2] Gilles Kepel, ALLAH in thewest pergerakan-pergerakan islam di Amerika dan Eropa, (Yogyakarta:Jendela 2003) h.159
[3] M.Ali Kettani.Minoritas Muslim Dewasa Ini. Cet.1; (Jakarta:Rajawali Press,2005)
[4] Gilles kepel, ALLAH in thewest pergerakan-pergerakan islam di Amerika dan Eropa, (Yogyakarta:Jendela 2003) h.169
[5] Republika.co.id
[6] Peradabanislaminggris.blogspot.com
[7] Faisal Ismail,Paradigma Kebudayaan Islam, Titian IIlahi Press,1996, h.180-182
[8] http://www.dakwatuna.com
[9] Ajd Thohir Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam PT Raja Grafindo Persada 2009,h.331-332
[10] Deddy Mulyana,Berpaling kepada islam (kesaksian muslim Amerika,Eropa,dan Australia), PT Remaja Rosdakarya,1996 h.188-191